Rabu, 10 Oktober 2012

Fan Fiction : Because Of You BEAST/B2ST PART I

Author : Dyan Sabrina 
Judul : Because Of You
Genre : Romance, Friendship
Rating : G

Cast :
-Shin In Jung / author/ kamu
-Son Dongwoon
-Kim Jaejin
-Lee Gikwang -teman dongwoon
-Yang Yoseob -teman Dongwoon


hosh!! , kembali lagi, ini FF kedua yg saya buat. dan lagi-lagi Dongwoon yg jadi cast nya. hehehehe.
saya gak tau kenapa setiap mau nulis, selalu yang kepikiran itu Dongwoon. ckckckckckck

maaf kalau ada typo nya. dan ceritanya gak nyambung. trus gak sesuai judulnya -_-

HARAP UNTUK TIDAK MENGCOPY, ATAU MENJIPLAK FANFIC INI. TANPA PERSETUJUAN DARI SAYA. TOLONG HARGAI PENULIS. DON'T BE PLAGIATRISM PLEASE




*In jung POV*
Aku berlari kecil, penuh kehati-hatian mengikuti sebuah bayangan yang telah berada jauh didepanku. Bayangan itu sangat panjang, menandakan orang yang sedang ku kejar bertubuh tinggi. Ya, Dongwoon memang bertubuh sangat tinggi. Dia siswa senior di sekolahku. Saat pertama aku melihatnya melewati koridor depan kelasku, aku langsung terpanah melihatnya. Dia bagaikan seorang aktor film yang sedang syuting memakai seragam sekolah. Tubuhnya tinggi, dengan wajah yang tidak seperti orang korea asli menjadi nilai plus mengapa banyak siswa yang mengidolakannya. Dia memiliki wajah seperti orang yang mempunyai keturunan dari Arab. 

Aku rasa bukan hanya aku yang tergila-gila padanya seperti ini. Banyak siswa lain yang bahkan rela tidak memasuki kelas hanya untuk melihatnya belajar. Tapi kurasa dirikulah yang paling gila. Itu terbukti dengan banyaknya orang yang mengakui kegilaanku terhadapnya. Setiap hari aku mengikutinya kemanapun ia pergi, baik itu pulang sekolah atau tidak. Aku sudah menjadi stalker nya selama 6 bulan teakhir ini.

Bayangannya masih terlihat olehku. Namun semakin lama, semakin menjauh dariku. Dongwoon berjalan lebih cepat dari biasanya. Hingga aku kehilangan bayangannya.
“Aku kehilangannya lagi.” Pikirku menyesal.


*In jung POV end


Kecepatan berjalan In jung berkurang. In jung berjalan menjadi sangat lemas. Melewati lorong kecil yang sangat sepi. Tiba-tiba seseorang menarik In jung dari belakang. Dia ingin berteriak namun orang itu telah menutup mata dan mulutnya. Orang itu menghempas tubuh In jung kedinding dan mencengkram kuat lengannya. In jung membuka mata dan kaget malihat siapa yang ada dihadapannya


*Dongwoon POV

Aku hendak pulang kerumah, aku merasa sangat capek. Apalagi ada masalah disekolah yang harus kuselesaikan. Aku bahkan tidak sempat melihat wajah anak itu disekolah. Park In jung, adik kelasku yang sangat aku sukai sejak pertama bertemu dengannya diumur 9 tahun. Aku pindah ke apartement yang hanya berjarak beberapa meter dari apartementnya, sejak saat itulah aku menyukainya. Tapi aku hanya tinggal disitu sekitar 6 bulan. Karena appa dipindahkan kerja ke Busan.

Aku merasa ada yang mengikutiku. Aku mencoba melirik kebelakang. Dan benar saja yang mengikutiku Shin In jung. Sebenarnya aku sangat senang melihatnya mengikutiku seperti itu. Tapi aku tidak suka jika dia dekat denganku. Aku terlalu berdebar-debar. Itu akan membuat imej ku yang cool akan hilang. Masa sih aku berdebar-debar sama cewek.  *gengesian ih*

“Aku tidak bisa seperti ini. Dia terlalu membuatku berdebar-debar” ucapku sebelum melakukan tindakan yg kupikir sangat bodoh.


*Dongwoon POV end

“Seonbae,!!!!” Pekik In jung.

“Iya ini aku. Wae?” jawab Dongwoon dengan santai tanpa  ekspresi. 

In jung terdiam melihat Dongwoon seperti itu. Ternyata dia bukanlah orang yang seperti In jung lihat saat melewati koridor kelasnya. Dongwoon sangat berbeda, ia sangat dingin kepada In jung. Tatapannya membuat In jung menjadi kaku. Tatapan itu membuat In jung merasa seperti tatapan membunuh.

“Kenapa kau selalu mengikutiku? apa kau tidak punya kehidupan?” bentak Dongwoon yang membuat In jung membulatkan matanya tak percaya.

“Aniyo Seonbae. Aku hanya..” In jung mencoba menjawab, tetapi Dongwoon langsung memotong perkataannya.

“Tidak bisakah kau menjadi orang normal yang menjalani kehidupan biasa. Jangan mengikuti kehidupanku.” Bentak Dongwoon. Wajah In jung memerah seiring dengan berakhirnya bentakan itu.


*Dongwoon POV

Aku meninggalkannya yang masih terpaku di lorong itu. Dari jauh wajahnya terlihat sangat shock, Aku membentakknya. Itulah yang aku lakukan tadi.
“Ya!! Son Dongwoon neo baboya..” bentakku pada diriku sendiri. Memukul-mukul kepalaku frustasi.

*Dongwoon POV end



Sementara itu, In jung masih terpaku dilorong kecil itu. Airmatanya mengalir. Lama-lama semakin deras. Kata-kata Dongwoon tadi bagaikan pisau tajam yang menusuk hatinya. *author lebay*

Gelap. Lorong itu sangat gelap dan In jung ditinggalkan sendirian disitu. In jung tidak ingin melihat kepergian Dongwoon. Dia hanya menunduk seteah perlakuan itu. Airmatanya meluncur hebat menuju jalanan tempat dia berdiri.

*In jung POV
Setelah ia pergi meninggalkanku, aku menangis. Itukah dia yang sesungguhnya. Jadi selama ini itu semua hanya topeng. Sikap ramahnya itu hanya sebuah topeng untuk menutupi sikap dinginnya itu.
Aku memutuskan untuk segera pulang dan ingin melupakan semua kejadian ini. Aku melihat jam yang ada di handphone ku, ternyata sudah jam 10 malam.

“apa ini ? kenapa banyak sekali panggilan tidak terjawab dari Jaejin” aku mengecek semua panggilan tidak terjawab itu. Sambil memikirkan apa yang terjadi. Lama terdiam lalu.

Plakk. Aku memukul kepalaku sendiri.

“babo, kau baru saja melupakan janjimu sama Jaejin, In jung”. 

Selama perjalanan pulang aku mecoba menghubungi Jaejin. Tapi tak ada jawaban. Apa dia marah ?
_______________

            Dikamarku, aku hanya bengong dan masih memikirkan Dongwoon Seonbae. Semakin lama kerutan didahiku muncul semakin banyak saat aku semakin mengingat kejadian itu. Aku, aku sangat membencinya sekarang. Kalau saja dia aktor, mungkin aku akan menjadi antis nya. Semua tentangnya yang selalu aku tulis dibuku pelajaranku, aku robek dan kubuang ditempat sampah. 

 *In jung POV end


In jung berjalan dengan sangat lemas menuju halte bus. ia seperti orang yang tidak punya semangat untuk hidup lagi. Walaupun sudah menyatakan diri untuk membenci Dongwoon tapi, ia tidak bisa. Perlakuan Dongwoon seonbae kemarin membuatnya patah hati. Dongwoon tak seperti yang In jung pikirkan selama ini. Orang ramah dan selalu tersenyum itu, kemarin telah memarahinya habis-habisan.

            Suasana bus yang penuh, menambah sesak hati In jung. Terlihat seorang laki-laki yang berseragam sama dengannya memperhatikannya dari belakang. In jung berbalik untuk melihat siapa orang itu, namun terhenti saat hp nya berbunyi. Sms dari Jaejin. 

Kau dimana ? lama sekali kesekolah, cepatlah. Dasar kura-kura

MWO!!! Teriakku sedikit keras saat melihat sms itu. “Ya!! kalau kau marah setidaknya berbicaralah dengan tenang, jangan mengataiku kura-kura” kubalas sms nya dengan menulis kura-kura memakai huruf besar dan diakhiri dengan banyak tanda seru .

In jung tersenyum. Setidaknya ia bisa melupakan Dongwoon karena datangnya sms Jaejin tadi.


>skip time<


Hahahahahaha” suara Jaejin memenuhi isi kantin. In jung menyesal telah menceritakan kejadian itu padanya

 “jadi apa kau akan  berhenti menjadi Stalker sejati Dongwoon Seonbae”? ucap jaejin keras dengan makanan yang memenuhi mulutnya. refleks In jung memukul kepalanya. Apa dia ingin membunuhku, “Ya!! appooo,” rancaunya setelah menelan semua makanan itu.

Belum In jung membalas perkataannya, yeoja-yeoja yang ada di ujung sana mendadak heboh, ternyata Dongwoon Seonbae sedang menuju kesini. 

“ck, buat apa dia kesini, apa dia ingin mencari sensasi lagi, apa dia sengaja ingin membuktikan kalau dia itu popular” umpat In jung kecil yang hanya bisa didengar oleh Jaejin.

“plakk. Jaejin memukul kepala In jung. “Kau ini benar-benar bodoh, tentu saja dia kesini ingin makan, dia itu manusia, dia perlu makan” Jaejin menggeleng-geleng, ia berkata seperti ayah yang memarahi anaknya.

In jung, nyengir kuda (?) mendengar Jaejin, In jung sungguh tidak memikirkan hal itu, karena dia sudah telanjur benci melihat Dongawoon seonbae.

Merekapun tertawa bersama, sekali-sekali kembali ribut, saat salah seorang salah berbicara dan mendapat pukulan *dari tadi main mukul-mukul mulu, gak capek* :D


Dongwoon POV

Sejak di bus tadi aku tidak melihatnya lagi. Apa dia benar-benar membenciku, dan tidak ingin menguntitku lagi *ni bang onta pengen banget di untit :D*

aku bersama teman-temanku, berjalan menuju kantin, belum sampai dikantin, kami sudah disambut oleh teriak-teriakan yeoja-yeoja. Ya, aku tau aku memang populer. hehehe

“seonbae, seonbae, seonbae” teriak mereka histeris melihat Aku, yoseob dan Gikwang -temanku bergantian” kami bertiga hanya tersenyum.

Pandanganku kualihkan keseluruh kantin dan berharap menemukan gadis itu. kepalaku berhenti. Melihat ke pojok kantin bagian belakang, dia sedang tertawa lepas bersama temannya. Dan memukul satu sama lain. Apa itu namja chingunya ? bantinku mengira-ngira.

“Dongwoon-a kajja, kita memesan makanan,” ajak Gikwang, membuyarkan pandangku pada gadis itu.
kami memesan makanan dan duduk tepat di depan meja gadis itu. Aku bisa melihat wajahnya walau terkadang di halangi oleh temannya itu. 

“Ya!!, kau sedang apa. Dari tadi kau memandangi In jung terus” tegur Yoseob yang melihatku memandangi In jung dan tidak memakan makananku.

“eh, ani. Makan, makan.” Ajakku pada mereka, berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Namun sayang Gikwang sudah terlanjur mencurigaiku. Hingga perkataannya membuatku terbatuk “apa kau menyukainya?” Aku diam tak merespon.

“Sudahlah, kau mengaku saja, sesama teman saja kau rahasiakan. Kami sudah tau kalau kau menyukainya” lanjut Gikwang menyenggol pinggang yoseob yang sedang asyik makan.

Aku ingin menyangkal tapi tak bisa. Dan aku hanya mengangguk.
“jinjja ?” Gikwang kaget dan bertanya padaku. Aku menyerngitan alis. Apa maksudnya?

“Benar kau menyukainya? Tadi itu aku hanya menebaknya, hahaha” Gikwang tertawa keras. Aku memukulnya. Siall, aku terjebak oleh sifat jailnya.

Yoseob yang dari tadi makan, mulai angkat bicara. “Ya!! kau ini tampan, pintar, dan juga kau ketua siswa disekolah ini kenapa tidak berani menyatakan cinta pada gadis lain. pasti gadis itu menerimamu, dia jugakan menyukaimu.”

Aku pun menceritakan sejadian semalam. Seperti dugaanku mereka kaget dan memarahiku.

“michosso, kau ingin membuatnya membencimu.” Bentak yoseob berdiri, aku tau itu sebuah bentakkan yang menunjukkan bahwa dia peduli denganku.

Kulihat In jung yang dari tadi makan bersama temannya itu terlihat kaget. Begitu juga temannya. Bahkan semua orang yang ada disini.
Aku, Gikwang memukul perut yoseob yang membuatnya langsung terduduk. 

“ya!!, aku terlalu gugup kalau dia berada didekatku, dia selalu mengikutiku setiap pulang sekolah.” Ucapku berbisik pada mereka.
*Dongwoon POVend



*In jung POV
 Yoseob seonbae terteriak. Aku yg asyik makan dan berbicara dengan Jaejin terdiam seketika.

Ya!! kau ini tampan, pintar, dan juga kau ketua siswa disekolah ini kenapa tidak berani menyatakan cinta pada gadis lain. pasti gadis itu menerimamu, dia jugakan menyukaimu.” 

Bentakan yoseob seonbae itu mebuatku kaget, apa Dongwoon seonbae sedang menyukai seseorang ?
*In jung POVend


Karena mulai hari ini In jung sudah bertekad untuk tidak menjadi stalker Dongwoon, waktu istirahat yang biasa dia gunakan untuk menguntit Dongwoon dia gunakan bersama Jaejin. Mereka sedang asik mengobrol di ujung koridor sekolah.

Sudah 3 hari In jung tidak menjadi penguntit Dongwoon. Ia merasa berbeda, namun itulah yang memang harus dia lakukan. In jung sudah telanjur kecewa pada sikap Dongwoon malam itu tapi sulit masih baginya untuk membenci Dongwoon sepenuhnya.

“Jadi kau benar-benar akan menyerah? Kau tidak mau menyukai Dongwoon seonbae lagi?
Tanya Jaejin pada In jung. Mereka sedang berada di café ice cream.

“Ehm, molla.” Jawab in jung lalu memasukkan ice cream kedalam mulutnya.

“Kau benar-benar tidak bisa melupakannya, lihat dirimu, sudah 3 hari tidak menguntitnya, hidupmu jadi tidak bersemangat” Ucap Jaejin seenaknya.

“Ya, ya, ya.. lihat itu siapa yang masuk. Dongwwon seonbae dan 2 temannya.” Lanjut jaejin heboh memberitahu In jung . Namun ia  tidak ingin melihatnya.

*Dongwon POV
Aku sudah janji pada 2 makhluk ini untuk mentraktir mereka makan ice cream, dan saat memasuki café ini, aku melihat In jung lagi-lagi dengan temannya, yang sekarang ku ketahui bernama Jaejin, Kim Jaejin. Apa benar pacaran ?

“Wah, tidak salah kau mengajak kami kesini, kita bertemu dengan mereka” tunjuk Gikwang pada In jung dan Jaejin

Aku hanya mengangguk tidak semangat. Memesan ice cream yang akan kami makan.
“kenapa Bro? kok gak semangat? Tuh pujaan hatimu ada?” Yoseob mulai menggodaku. *sok gahol*

“Ya, mereka itu pacaran. Mana mungkin aku …”
Belum selesai aku berbicara, yoseob llangsung memotongnya.

“siapa bilang mereka pacaran? Kau sungguh sok tahu, mereka hanya sahabat. Sahabat sejak kecil” Yoseob menjelaskan. Aku heran kenapa Yoseob bisa tahu ?
“Apa kau menjadi bodoh karena In jung, kau lupa dia itu ikut ekskul paduan suara -_- dan aku seniornya” ucap Yoseob peda padaku.

“ah, arra, arra. Hehehe” aku tersenyum kecut.

*Dongwoon POVend

In jung dan Jaejin berjalan keluar café. Namun In jung sengaja untuk tidak melihat Dongwoon seonbae dan teman-temannya. Jaejin melihat dari tersenyum namun segera ditarik dengan In jung. 

“Lihat, bahkan melihatku saja da tidak mau.” Ucap dongwoon putus asa.

“Hemm, sepertinya kita harus memakai cara lain.” mendengar masukan dari Gikwang, Dongwoon kaget. Apa yg akan dilakukannya.


-TBC-

gimana? gaje? banyak typo nya ? Sampai sini dulu ya, lagi blank ni:D ntar kapan2 dilanjutin . tunggu Part 2 nya . bye-bye .. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar