Judul : Take Care Of My Girlfriend
Genre : Romance, Angst
Rating : G
Cast :
- Park Hye-rin/ author/ kamu . *terserah deh enaknya pake yang mana* :D .
- Son Dongwoon
- Yang Yoseob
Annyeong.. bingung mau post apa, jadi post FANFIC gaje ini aja, hihi. perlu chingu-chingu semua tahu, bahwa ini Fanfic pertama yang aku buat selama hidupku dan ini bukan jiplakan loh.. asli dari pikiranku yang selalu mikirin Yoseob, cekakakak xD..
sebelum baca ngucap dulu ya.. semoga kalian ngerti jalan ceritanya. fanfic abal-abalan ini aku persembahkan untuk BEAST *ya, walaupun mereka gak mungkin baca* -___- , para B2UTY/B2STLY dan buat kalian pengunjung blog ini. Mohon maaf kalau ada typo, karena saya juga manusia. Oiya, fanfic ini sengaja aku buat seperti cerpen, supaya lebih simple, namanya juga fanfic abal-abalan + gaje, jadi beda sama fanfic lain. harap maklum. happy reading. 2 Last Word.. THANK YOU ^^
HARAP UNTUK TIDAK MENGCOPY, ATAU MENJIPLAK FANFIC INI. TANPA PERSETUJUAN DARI SAYA. TOLONG HARGAI PENULIS. DON'T BE PLAGIATRISM PLEASE ..
HARAP UNTUK TIDAK MENGCOPY, ATAU MENJIPLAK FANFIC INI. TANPA PERSETUJUAN DARI SAYA. TOLONG HARGAI PENULIS. DON'T BE PLAGIATRISM PLEASE ..
PERINGATAN!!! jangan menyesal ya lihat akhirnya :D
Aku duduk dibangku sebuah taman. Pikiranku terasa
kosong, entah apa yang membawaku ke taman ini. Aku bahkan tak tahu, taman apa
ini. Rasanya aku baru pertama kali kesini. Suara semak mengagetkanku dari balik
pepohonan berlari seorang laki-laki yang hampir saja menabrak bangku tempatku
duduk, disusul dengan seorang laki-laki lagi dibelakangnya. Aku tak bisa
melihat wajah mereka, aku hanya mendengar salah seorang memanggil sebuah nama
dengan teriakan keras. Kupikir ia memanggil nama salah satu dari mereka.
“Yang Yoseob, tunggu aku”, itulah kata yang aku dengar
lalu membangunkanku dari tidurku. Sejenak aku berpikir , kenapa bisa aku
bermimpi seperti itu ? aku bahkan tak mengenal mereka. Aneh.
Seperti biasa, aku harus mendatangi sebuah bangunan
yang orang-orang bilang namanya, sekolah. Tapi, bagiku ini penjara. Seperti
pelajar biasa lainnya, aku harus menaiki bus untuk pergi ke ‘penjara’ itu.
Menunggu datangnya bus di halte bersama beberapa siswa lain yang tentu saja
tidak aku kenal. Bus datang, aku segera memasuki bus dengan cepat agar mendapat
tempat yang aku inginkan. Tapi, ada dua orang laki-laki yang lebih cepat
dariku, dan itu membuatku sangat kesal saat mereka mengambil tempat favoriteku.